

Siapa yang tidak kenal dengan nama Plato, Aristoteles dan Socrates yang keberadaanya sudah ditemukan 450 tahun sebelum masehi, bahkan Olympiade Dunia pertama 100 tahun lalu berasal dari Yunani.
Negara Yunani yang diwarisi peninggalan sejarah, budaya dan folk art, serta lingkungan alam yang indah banyak berhasil mengemas obyek wisata yang dimiliki. Yunani memiliki pulau 7000 dengan 200 pulau yang dihuni dengan penduduk yang hanya 11 juta, tiap tahun mendatangkan sekitar 15 juta turis dari manca negara, terutama turis yang datang dari kawasan Eropa.
Sebagai negara yang berhasil pengelolaan pariwisata, Yunani yang dikenal sebagai Negeri para Dewa Dewi itu sangat piawai dalam mengemas obyek mulai dari mengunjungi berbagai pulau, pegunungan, bangunan bersejarah, sampai pada peninggalan sejarah dan peradaban manusia yang ditata rapih.
Pantai Yunani adalah keragaman pantai yang unik dari pantai-pantai tersebut. Dari pantai ini anda akan bisa melihat berbagai pemandangan, seperti teluk-teluk kecil, pantai berpasir dengan bukit-bukit, pantai berkerikil, gua-gua pesisir dikelilingi oleh batu-batu curam dan pasir gelap dengan karakteristik tanah vulkanik, lahan basah pesisir dan perairan yang bersih dan transparan yang telah membuat mereka terkenal dan sangat populer di seluruh dunia.
Pantai Yunani memiliki total panjang sekitar 16.000 km. Setengah dari panjang ini ditemukan di sekitar ribuan pulau-pulaunya. Sedangkan sisanya terbentang sepanjang daratan. Ciri khas dari pantai Yunani adalah keragaman yang unik dari pantai-pantai tersebut.
Pada tahun 2009, 425 dan 8 marina pantai di Yunani yang diberi penghargaan “Blue Flag”, membuat negara ini mendapatkan posisi peringkat teratas di antara negara-negara Eropa lainnya.
Satu dari banyak tujuan wisata alam di kawasan Puncak, Jawa Barat, ialah Kebun Raya Cibodas. Bila berangkat dari Jakarta, Kebun Raya Cibodas terletak sebelum Pasar Cipanas. Kebun Raya Cibodas bisa ditempuh melalui dua jalur, dari Simpang Tiga Paregrejen sejauh lima kilometer, dan dari Simpang Cibodas, dengan jarak kurang lebih sama.
Taman wisata yang didirikan pada 1852 oleh Johannes Elias Teijsmann itu memanjakan pengunjung dengan berbagai pilihan. Bila ingin sekadar jalan-jalan, pengunjung bisa memutari lokasi kebun raya yang dipenuhi pohon-pohon rindang. Salah satu objek favorit ialah Araucaria Avenue, jalan setapak dari bebatuan yang dinaungi jajaran tumbuhan Araucaria.
Namun, bila ingin berwisata sambil menambah ilmu, bisa juga mampir ke Taman Lumut Cibodas. Taman Lumut Cibodas, sangat cocok dijadikan tempat belajar atau penelitian. Di dalam Taman Lumut, diperkirakan ada 216 jenis lumut dan lumut hati, yang dikumpulkan dari seluruh Indonesia.
Selain Taman Lumut, Kebun Raya Cibodas juga menyimpan koleksi anggrek, rhododendron, kaktus, mawar, tanaman obat, dan lain-lain. Kebun Raya Cibodas, pada awalnya didirikan untuk menampung koleksi tumbuhan dataran tinggi tropis basah, seperti berbagai tumbuhan runjung dan paku-pakuan.
Satu kegiatan pelepas stres yang mengasyikkan dilakukan di Kebun Raya Cibodas adalah penjelajahan objek-objek wisata alam. Salah satu objek wisata alam yang relatif mudah dijangkau, yakni Air Terjun Ciismun, yang dituliskan Ci Ismun di papan petunjuk lokasi. Kehadiran air terjun ini bisa dibilang sebagai bonus tambahan bagi pengunjung yang menyempatkan waktu berkunjung ke Cibodas. Namun, untuk bisa menikmati keindahan air terjun setinggi 25 meter tersebut, pengunjung harus rela berjalan melintasi track (lintasan) berbatu.
Pepatah mengatakan, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Demikian pula, pengunjung Air Terjun Ciismun harus rela berjalan kaki selama kurang lebih 30 menit. Pengorbanan di lintasan yang terkadang menanjak itu akan terbayar lunas saat melihat keindahan Air Terjun Ciismun.
Jalur yang disediakan pengelola terbilang sangat bersahabat. Bebatuan kecil digunakan sebagai pijakan. Jadi, pengunjung hanya perlu mengikuti lintasan yang sudah ditata hingga ke lokasi air terjun.
Menapaki lintasan Ciismun juga tidak membosankan. Pemandangan kiri kanan di sepanjang jalan sangat indah. Lereng bukit yang terjal dan penuh pepohonan menjadi teman sempurna. Suara gemuruh air sungai yang kerap terdengar di sepanjang lintasan, adalah iringan musik alami yang meredam kebosanan, mengingatkan suasana sebuah pedesaan.
Berjalan santai di sepanjang lintasan juga tidak melelahkan. Jalur itu sangat bersahabat, tidak terlalu menguras tenaga. Lintasan tersebut juga aman untuk semua golongan usia, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Di antara pengunjung pada Minggu pagi di akhir Maret itu, misalnya, terlihat pasangan muda dengan anak-anak balita mereka.
Pada jarak sekitar 500 meter dari titik awal, pengunjung bisa bernapas sejenak di tempat peristirahatan. Sambil meluruskan kaki, pengunjung bisa menikmati hangatnya teh dan kopi atau menyantap mi rebus. Dari tempat peristirahatan itu, Air Terjun Ciismun sudah terlihat.
Cibeureum
Dari jarak sekitar 100 meter, air terjun seperti butiran permata yang jatuh. Air Terjun Ciismun diapit Bukit Agropolitan dan Bukit Cibodas. Bila dipandang dari kejauhan, air terjun seperti tempat pertemuan dua bukit besar itu. Untuk bisa merasakan dinginnya air terjun, pengunjung harus melewati sungai dangkal yang penuh bebatuan.
Pada jarak lima meter tempat air terjun jatuh, hawa dingin terasa menggigit tulang. Untuk pengunjung yang berasal dari kota besar, dinginnya air terjun Ciismun bisa langsung membuat menggigil. Kenyataannya, hawa dingin tidak menyurutkan niat pengunjung mencicipi guyuran air. Beberapa pengunjung tampak mengambil posisi nyaman di bawah air terjun. Tidak malu-malu, lima pemuda bertelanjang dada mandi di air terjun. Pengunjung lainnya, cukup menikmati percikan air terjun dengan memilih duduk di atas bebatuan.
Di lokasi itu tersedia toilet untuk membersihkan diri seusai menikmati kesegaran air terjun. Bangunannya sederhana dan jumlahnya terbatas. Airnya yang jernih dan dingin, dijamin menyegarkan seluruh badan.
Di lintasan itu, bisa dijumpai bocah-bocah cilik yang menawarkan jasa angkut barang atau menemani pengunjung berjalan di lintasan.
Porter-porter cilik yang jumlahnya belasan itu sangat gigih menawarkan jasa. Mereka akan terus membujuk sampai pengunjung memberikan uang kecil sebagai upah. Tidak perlu banyak, cukup Rp 1.000 sudah bisa membuat mereka senang.
Sebut saja namanya Ujang, seorang porter cilik yang pantang menyerah menawarkan jasa antar kepada pengunjung. Sambil bercerita tentang hidupnya yang pas-pasan, Ujang mencoba mengambil hati pengunjung demi memperoleh upah.
“Uangnya buat beli buku sekolah. Ujang bisa mengantar atau membawakan barang sampai ke pintu keluar,” paparnya kepada seorang pengunjung yang berjalan santai pulang ke pintu keluar Air Terjun Ciismun.
Selain Ciismun, objek wisata air terjun lain yang bisa dikunjungi adalah Air Terjun Cibeureum. Perjalanannya lebih menantang.
Air Terjun Cibeureum terletak di kawasan Taman Nasional Gede-Pangrango, yang berbatasan dengan Kebun Raya Cibodas. Perjalanan menuju Air Terjun Cibeureum, dapat ditempuh dalam dua jam perjalanan dari pintu masuk taman nasional.
Berbeda dengan Ciismun, jalur lintasan menuju Cibeureum menanjak. Perlu tenaga yang benar-benar fit untuk mencapainya. Namun, tenaga yang terkuras selama perjalanan, tidak akan sia-sia, karena air terjun Cibeureum tidak kalah mempesona dibandingkan Ciismun. Tirai air lebih lebar, karena dinding tebing tempat jatuhnya air lebih lebar daripada Ciismun.
Air terjun Cibeureum menjadi lokasi favorit persinggahan bagi para penjelajah dalam pendakian ke Gunung Gede.Pha Kak Liang terletak di Desa Kuto Panji, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, Sekitar 2 km dari Kota Belinyu atau 53 km dari Kota Sungailiat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Indonesia.
Pha Kak Liang merupakan sebuah kawasan wisata bergaya China, yang dibangun didaerah bekas tambang timah, luasnya mencapai 2 ha. pengunjung yang datang kesini seolah berada didaratan Hongkong atau Taiwan. Daya Tarik yang tak kalah menarik bagi wisatawan disini ialah penunjung dapat menyaksikan dan memberi makan ikan air tawar yang besar-besar bermunculan dari permukaan air apabila di beri makan. (Makanannya telah disediakan oleh penjaga setempat ). Menurut cerita, ikan-ikan ini tidak boleh dipancing apalagi dimakan.